Obama Jadi “nabi” Berwahyu Internet

Standar

Obama ibarat nabi. Ia disanjung dan dihormati oleh semua masyarakat dunia. Saat inagurasi yang digelar di gedung Capitol Hill Washington DC, hampir semua media ikut memberitakan positif dan selalu mengupdate informasi secara online. Di Indonesia, 10 TV nasional di Indonesia menyiarkan serentak pesta pelantikan “Raja Dunia” ini.

Ketika kaki Obama beserta istri, Michelle Obama memasuki halaman utama Capitol Hill, senyum manis—khas Afro-Amerika—ia tampakkan. Sesaat sebelum dilantik, ia menyempatkan diri mengikuti ritual minum kopi bersama George W Bush di sebuah ruangan Capitol Hill.

Mantan Presiden George Bush, Bill Clinton dan Hilary, George W Bush juga hadir. Tak ketinggalan juga Wapres Dick Cheney sambil menggunakan kursi roda juga turut serta. Acara tampak meriah dengan kehadiran Arerha Frankin yang memimpin nyanyian lagu “My Country Tears of Thee”.

Khutbah Obama yang mengenakan jas hitam dengan dasi merah membuat 2 juta masyarakat yang hadir tercenang. Tak satupun orang bicara. Awal khutbahnya, Obama menyatakan bahwa Amerika selalu mendapat pujian. Namun ia mengakui bahwa tantangan yang dihadapi makin besar. Namun Obama yakin, AS dapat mengatasi tantangan tersebut.

Harapan Obama adalah adalah bagaimana tujuan AS mampu mengatasi konflik sebagaimana tujuan proklamasi—tidak menjadi janji usang. AS tetap terus maju untuk capai cita-cita mulia.

Warga AS juga dihimbau harus bekerja keras merehabilitasi AS. Termasuk dalam mengatasi krisis ekonomi dengan menuntut tindakan kongkrit. Selain itu, keberhasilan ekonomi tergantung juga pada kesejahteraan rakyat.

Satu hal yang menarik adalah seruan Obama untuk masyarakat muslim dunia agar berjalan berdasarkan nilai kebersamaan. Sebab bagi Obama, AS adalah Negara murah hati dan dan mempunyai tekad sosial. Obama siap juga instropeksi mengenai kinerja Amerika. Lambaian tangan mengakhiri langkah dia setelah berakhirnya khutbah dan mencium istri dan anaknya.

Barack Obama patut disanjung. Ia merupakan pencetak sejarah sebagai presiden kulit hitam pertama bagi Amerika Serikat setelah mengalahkan McCain dengan merebut sejumlah kantung suara Partai Republik.

Obama yang diusung oleh Partai Demokrat memenangkan banyak negara bagian melebihi rekor partai Demokrat pada pemilu tahun 2004, termasuk merebut 3 negara bagian yang selama ini disebut sebagai kantung suara Republik yaitu Ohio, New Mexico dan Iowa.

Sementara beberapa negara bagian yang mengambang dilaporkan ditutup dengan hasil yang seimbang bagi kedua kandidat. Dalam penghitungan terakhir di Indiana dan North Carolina, hanya sekitar 0.5% margin perbedaan antara Obama dan McCain.

Saat penghitungan hasil Pemilu Amerika berakhir, mencapai 50.7% untuk Senator Obama dari Partai Demokrat dan 48.2% untuk Senator McCain. Hasil pemilihan di Jakarta juga dimenangkan oleh Obama. Jumlah pendukung Obama mencapai 75%.
Pesan Bush

Ada satu tradisi Amerika yang dijadikan ritual setiap pergantian tampuk kepemimpinan petinggi Negara Adikuasa ini. Tradisinya yaitu dengan meninggalkan pesan tertulis untuk presiden penggantinya yang diletakkan di Meja Resolusi yang terletak di ruang oval, Gedung Putih. Meja Resolusi dijadikan sebuah nama, karena meja tersebut dibuat dari kayu bekas kapal Inggris yang memiliki nama itu.

Bush menyempatkan menulis surat untuk Obama pada hari Senin dan meletakkannya di laci teratas meja resolusi. Masa akhir Bush ssebelum meninggalkan Gedung Putih sempat menghubungi Menlu AS Condoleezza Rice, Penasehat Keamanan Nasional Stephen Hadley, dan mantan kepala staf Gedung Putih Andy Card.

Bush memberikan salam untuk Obama seraya berkata beri saya ciuman di kening yang tidak terlupakan.

Ungkapan Bush ini menjadi pesan bagi Obama agar tetap melanjutkan kemenangan dunia yang telah dirintisnya. Ia berharap agar Amerika semakin maju. Rupanya Bush mencoba mengubur sejarah panjang Afro-Amerika mengenai konflik rasial.

Bahkan Venus dan Serena Williams petenis tanggung Amerika berkulit hitam sangat bangga dengan Obama. Padahal kakak beradik itu tidak mengikuti pemilihan presiden tahun lalu karena faktor keyakinan. Mereka adalah pengikut/jemaat Saksi Jehovah (Jehovah’s Witnesses), yang tidak diperkenankan memilih.

Walau demikian rasa hormat pada Obama sangat tinggi dan bangga dengan sejarah yang dicetak oleh Obama ini.

Obama nabi?

Terlalu berlebihan dan mungkin menyinggung perasaan kaum muslim kalau saya mengatakan Obama adalah nabi. Nabi yang kami maksudkan adalah dalam konteks normatif/lughowi yang bermakna mengabarkan (nabba’a/anba’a bimakna akhbara). Atau nabi yang berarti tinggi (naba).

Sebab Obama banyak memberikan pencerahan bagi Amerika dan bahkan isu mengenai ia seorang Muslim sempat digaungkan untuk mematahkan penguasa yang berkulit hitam ini. Namun isi itu mentah dengan sendiri.

Dengan demikian, Obama mampu memberikan kabar kebenaran bagi seluruh dunia dan ia juga mampu meninggikan derajat warga minoritas yang terdzolimi selama ini di negeri terkaya itu.

Bahkan Obama ibarat rasul—yang bisa memberikan bimbingan dan arahan bagi para pendukungnya. Ia juga bisa mengutus semua delegasi relawannya untuk mempercayakan dirinya, bahwa ia akan tampil lain dan memberikan pencerahan dengan gaya yang berbeda di Amerika.

Nampaknya Obama telah mendapatkan sebuah wahyu dari dunia maya, bernama internet. Karena dengan media yang satu ini, dirinya menjadi sukses melangkah ke gedung putih. Layak diakui, dukungan teknologi, khususnya internet adalah salah satu sarana penting dalam mewujudkan kemenangan Barack Obama. Terpilihnya Obama sebagai presiden Amerika Serikat ke-44 tak bisa dipisahkan dari kepiawaian tim kampanyenya melihat peluang di internet. Media informasi yang lain juga ikut andil aktif andil dalam memenangkan Obama.*)

Ditulis oleh M. Rikza Chamami, Pengagum Obama dan Dosen Sejarah Peradaban IAIN Walisongo Semarang

Tinggalkan komentar